Kamis, 10 Desember 2020

ARTIKEL SITOHISTOTEKHNOLOGI

 

ARTIKEL TENTANG PEMERIKSAAN SITOPATOLOGI DAN HISTOPATOLOGI

NAMA  : HAIKAL FIKRI

NIM       : 18 3145 353 109

KELAS  : 2018 C

Sitohistoteknologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang preparasi sel-sel dan jaringan tubuh sampai menjadi sediaan mikroskopis yang digunakan untuk mendiagnosa adanya kelainan-kelainan dalam tubuh. Diagnosa histopatologi, sampai saat ini masih merupakan kunci dalam diagnosa sebagian besar penyakit.

Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan secara detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis, salah satu dari cabang-cabang biologi. Histologi dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis. Histologi amat berguna dalam mempelajari fungsi fisiologi sel-sel dalam tubuh, baik manusia, hewan, serta tumbuhan, dan dalam bentuk histopatologi ia berguna dalam penegakan diagnosis penyakit yang melibatkan perubahan fungsi fisiologi dan deformasi organ. Sebagai contoh, di bidang kedokteran, kehadiran tumor memerlukan hasil pemeriksaan contoh (sampel) jaringan. Di bidang pertanian, pemeriksaan kondisi jaringan pengangkut dapat mendukung diagnosis serangan hawar daun tembakau.

Laboratorium histopatologi merupakan laboratorium yang menangani spesimen berupa jaringan sedangkan laboratorium sitopatologi menangani spesimen berupa cairan atau bentukan lain yang mengandung sel-sel untuk dilakukan diagnosis. Namun kadangkala kedua laboratorium tersebut dapat berkolaborasi menjadi satu ketika spesimen berupa materi mengandung sel namun diperlakukan seperti sebuah jaringan atau organ (cytoblock/sitoblok).

Histopatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang histologi dan hubungannya dengan penyakit, yang dimana istilah histologi berasal dari bahasa yunani “histos” artiya jaringan dan “logos” artinya ilmu. Histologi adalah studi tentang jaringan tubuh dan bagaimana jaringan ini diatur untuk membentuk organ tubuh dengan melibatkan semua aspek biologi jaringan dengan mempelajari jaringan penyusun tubuh, kimia jaringan dan sel dipelajari dengan metode analitik mikroskopik dan kimia. Zat-zat kimia di dalam jaringan dan sel dapat dikenali dengan reaksi kimia yang menghasilkan senyawa berwarna tak dapat larut, diamati dengan mikroskop cahaya atau penghamburan elektron oleh presipitat yang dapat diamati menggunakan mikroskop electron.

Histopatologi : bagian dari ilmu patologi yang mempelajari penyakit (menemukan dan mendiagnosis suatu penyakit) dari hasil pemeriksaan jaringan. Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat perubahan morfologi sel dari jaringan dengan metode paraffin. Pemeriksaan ini adalah gold standard untuk menentukan kelainan neoplasma atau non neoplasma serta menentukan terapi selanjutnya. Pemeriksaan histopatologi berperan penting dalam membantu menegakkan diagnosa penyakit.

Tujuan Pemeriksaan Histopatologi ( Jaringan ), Pemeriksaan sampel jaringan operasi, insisional biopsi dan eksisional biopsi untuk menentukan diagnosa pasti, tipe histologi, grading, stadium , sehingga dokter klinis dan dokter bedah dapat menentukan terapi dan kemungkinan perjalanan penyakit. Pemeriksaan histopatologi dilakukan dengan pengamatan terhadap perubahan yang ditemukan pada jaringan organ yang diperiksa.

1.   Histopatologi adalah Tentang Biopsi dan Pemeriksaan Jaringan

Histopatologi melibatkan pemeriksaan jaringan sampel di bawah mikroskop. Sampel bisa berupa potongan-potongan kecil jaringan yang diperoleh dari bagian tubuh dengan menggunakan teknik yang disebut biopsi atau sampel yang diambil dari seluruh organ maupun bagian organ yang diambil selama operasi.

Sebagian besar biopsi yang dilakukan adalah untuk mengambil sampel kecil dari area tubuh di mana diduga memiliki penyakit. Prosedur tersebut disebut juga biopsi “insisional” dan biasanya pembedahan atau perawatan tambahan mungkin direkomendasikan setelah diagnosis dibuat.

Namun, biopsi yang dilakukan bisa juga mencakup seluruh area yang terkena seperti tahi lalat kulit. Prosedur tersebut disebut biopsi “eksisi”. Setelah itu, pemeriksaan area kulit yang berdekatan dan tidak terlibat akan dilakukan untuk membantu memverifikasi bahwa area yang terkena telah sepenuhnya dihilangkan.

Setelah jaringan yang ingin diperiksa didapatkan, pada pemeriksaan histopatologi, jaringan tersebut akan melalui beberapa tahapan pemeriksaan yang lengkap, dimulai dari fiksasi (pengawetan), pemotongan makroskopis, lalu diproses sampai siap menjadi slide atau preparat yang kemudian dilakukan pembacaan secara mikroskopis untuk penentuan diagnosis.

Perbedaan utama antara pemeriksaan histopatologi dan sitologi terdapat pada hasilnya. Pada pemeriksaan histopatologi, struktur jaringan dapat terlihat dengan jelas, sedangkan pada pemeriksaan sitologi hanya nampak gambaran sel-sel tubuh secara umum tanpa terlihat struktur jaringannya. Hasil dari kedua pemeriksaan tersebut, kemudian akan dianalisa oleh Dokter Spesialis Patologi Anatomi untuk menilai ada tidaknya keganasan, menentukan jenis tumor, stadium atau grading, apakah sudah terjadi metastasis (menyebar) atau belum, ataukah hanya infeksi akut atau kronik dan berbagai kelainan lainnya.

2.  Spesimen yang diterima untuk pemeriksaan spesimen Histopatologi,

     Yaitu:

 a.       Biopsi Jarum

 b.      Biopsi Endoskopi

 c.       Biopsi Eksisi, dll

spesimen untuk laboratorium histopatologi, dimana spesimen untuk laboratorium histopatologi adalah seluruh organ yang diambil dari pasien baik berukuran kecil maupun berukuran besar.

3.  Larutan fiksatif yang paling umum digunakan untuk histopatologi

Larutan fiksatif yang paling umum digunakan untuk histopatologiadalah larutan 4% formaldehid yang biasa disebut dengan formalin 10%. Penggunaan larutan ini telah 50 tahun digunakan, hal ini dikarenakan larutan fiksatif dapat mempertahankan ph netral dan memiliki tekanan osmotik yang sama dengan cairan ekstraseluler. Untuk memastikan bahwa penggunaan formalin mencapai pH yang netral maka dilakukan dengan menambah garam sehingga disebut dengan netral buffered formalin, atau NBF. Larutan NBF melakukan kerjanya sebagai agen fiksasi bukan dengan koagulasi, tetapi dengan menambahkan ke sisi-rantai dasar asam amino, terutama lisin, dan ikatan peptida dari atom amida nitrogen.

Sitopatologi adalah pemeriksaan sel tunggal atau kelompok sel kecil dari cairan atau jaringan di bawah mikroskop. Sederhananya, prosedur ini dilakukan dengan mengoleskan cairan sampel atau jaringan dari pengidap pada slide yang kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat jumlah sel, jenisnya, dan bagaimana rinciannya. Sitopatologi umumnya digunakan sebagai alat skrining untuk mencari penyakit dan memutuskan apakah perlu dilakukan tes lanjutan. Contoh umum dari sitopatologi adalah pap smear, sputum, dan gastric washing.

Pemeriksaan sitopatologi dapat digunakan sebagai skrining untuk mencari kemungkinan penyakit dan untuk menentukan apakah perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan atau tidak. Contoh lain sitopatologi yaitu pemeriksaan benjolan pada payudara, melalui tindakan biopsi aspirasi jarum halus. Pemeriksaan ini dikombinasikan dengan radiologi/imaging untuk menilai apakah ada kecurigaan kanker atau hanya sel jinak.

Sitopatologi paling banyak digunakan sebagai alat skrining untuk mencari penyakit dan memutuskan apakah perlu dilakukan lebih banyak tes lanjutan. Contoh umum dari skrining ini adalah pap smear, sputum dan gastric washing. Sederhananya, cairan sampel atau jaringan dari pasien dioleskan pada slide dan diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat jumlah sel, jenisnya, dan bagaimana rinciannya.

Sitologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari sel yang berasal dari tubuh manusia baik yang terlepas sendiri (exfoliated) dari permukaan epitel atau yang diambil dari berbagai tempat dengan cara tertentu. Berperan untuk menentukan perubahan struktur sel dikenal dengan istilah sitologi diagnostik. Bahan-bahan yang dapat diperiksa Sitologi : Urine, dahak, cairan lambung, cairan pleura, ascites, cairan sendi, cairan cerebrospinal, mukosa alat kelamin wanita, aspirasi jaringan tumor. Sitologi membuat diagnosa dengan cara memeriksa sel yang lepas dari jaringan tubuh. Meliputi pemeriksaan : Pap Smear, Sitologi Cairan

Pentingnya teknik sitologi untuk pemeriksaan sistem respirasi telah diakui sejak awal. Aplikasi sitologi paru yang paling relevan saat ini adalah dalam mendiagnosa dan penanganan kanker paru. Sekitar70% kanker paru didiagnosis pada stadium lanjut dan tidak dapat diobati. Pada artikel ini, dilaporkan suatu kasus yang secara klinis didiagnosa karsinoma bronkus, kemudian dilakukan brushing bronkus dan dari hasil pemeriksaan sitologi didiagnosa suatu LCC.

Macam-macam pewarnaan Sitohistologi:

1.      Diff quik

Diff-Quik adalah varian pewarna Romanowsky komersial, umumnya digunakan dalam pewarnaan sitologi untuk dengan cepat mewarnai dan membedakan berbagai noda, biasanya apusan darah dan non-ginekologi, termasuk aspirasi jarum halus. Hal ini didasarkan pada modifikasi dari pewarnaan Wright Giemsa yang dipelopori oleh Bernard Witlin pada tahun 1970. Ini memiliki kelebihan dibandingkan teknik pewarnaan Wright Giemsa yang lebih tua, karena mengurangi proses 4 menit menjadi operasi 15 detik yang disederhanakan, dan memungkinkan untuk peningkatan selektif. pewarnaan eosinofilik atau basofilik tergantung pada waktu smear yang tersisa dalam larutan pewarna.

Diff-Quik digunakan pada material yang dikeringkan sebelum fiksasi alkohol (daripada langsung dicelupkan sebagai "wet-fixed").Penggunaan utama noda tipe Romanowsky adalah untuk detail sitoplasma, seperti mucins intracytoplasmic, tetesan lemak dan butiran neurosekresi. Zat ekstraseluler, seperti lendir bebas, koloid, substansi tanah, dll, juga mudah diwarnai, dan muncul metakromatik. Agen mikrobiologi, seperti bakteri dan jamur, juga muncul lebih mudah di Diff-Quik.

Cat Diff-Quik terdiri dari 3 larutan :

ü  Reaksi fiksatif diff-Quik

     -          Pewarna triarylmethane

     -          Metanol

ü  Larutan Diff-Quik I (eosinophilic)

    -          Pewarna Xanthene

    -          buffer pH

    -          Sodium azide

ü  Diff-Quik larutan II (basofilik)

    -          Pewarna tiazin

    -          buffer pH

Struktur

Warna

Eritrosit

Pink/yellowish red

Trombosit

Violet/purple granules

Neutrofil

Blue nucleus, pink cytoplasm, violet granules

Eosinofil

Blue nucleus, blue cytoplasm, red granules

Basofil

Purple/dark blue nucleus, violet granules

Monosit

Violet nucleus, light blue cytoplasm

Bakteri

Blue

Spermatozoa

Pale blue in the acrosomal region and dark blue in the post-acrosomal region

2.       Papanicolaou

Pencelupan Papanicoloau (PAP) ditemukan oleh seorang saintis bernama Dr. George papanicoloau (1832-1962). Dilahirkan di Greece, beliau menerima ijazah dari Universiti Athens pada 1904 dan PhD dalam bidang zoology dari Universiti Munich pada 1910. Dr. George Papanicoloau mula memerikasa perubahan apusan vagina wanita pada 1923. Beliau menjumpai sel yang abnormal, besar, nucleus berubah bentuk dan hiperkromatik pada wanita yang menghidap kanser uterin. Penemuan ini dianggap sebagai satu titik permulaan untuk perkembangan bidang sitologi.

Pewarnaan sediaan dikerjakan di laboratorium sitologi. Pewarnaan sediaan sitologi yang dipakai adalah pewarnaan Papanicolaou. Pewarnaan papanicolaou digunakan untuk pemeriksaan sel dalam sekret, eksdudat, transudat atau biopsi berbagai jenis organ dalam dan jaringan. Prosedur pertama yaitu pewarnaan inti dengan Hema-toxylin dan orange G serta EA sebagai cat lawan yang mewarnai sitoplasma

Prinsip pewarnaan Papanicolaou adalah melakukan pewarnaan, hidrasi dan dehidrasi sel. Pengambilan sediaan yang baik, fiksasi dan pewarnaan sediaan yang baik serta pengamatan mikroskopik yang cermat, merupakan langkah yang harus ditempuh dalam menegakkan diagnosis.

Papanicolaou stain adalah alternatif untuk sampel aspirasi jarum halus, dikembangkan untuk mencapai kejelasan visual yang sebanding dalam waktu yang jauh lebih singkat. Proses ini berbeda dalam rehidrasi smear kering dengan saline, menggunakan 4% formaldehida di fiksatif etanol 65%, dan penggunaan Richard-Allan Hematoxylin-2 dan Cyto-Stain Papanicolaou stain (juga Papanicolaou's stain dan Pap stain) adalah teknik sitologi pewarnaan multikromatik yang dikembangkan oleh George Papanikolaou, bapak cytopathology.

Pap pewarnaan digunakan untuk membedakan sel dalam preparat apusan berbagai sekresi tubuh; spesimen dapat berupa apusan ginekologi (Pap smear), sputum, sikat, pencucian, urin, cairan serebrospinal, cairan perut, cairan pleura, cairan sinovial, cairan mani, bahan aspirasi jarum halus, sampel sentuhan tumor, atau bahan lain yang mengandung sel.

Pap pewarnaan adalah teknik yang sangat andal. Dengan demikian, digunakan untuk skrining kanker serviks di ginekologi. Seluruh prosedur dikenal sebagai Pap smear.

Bentuk klasik pewarna Pap melibatkan lima pewarna dalam tiga solusi:hematoksilin, digunakan untuk men-cat inti sel. Haematein yang tidak sesuai mungkin bertanggung jawab untuk warna kuning yang diberikan ke glikogen.

Pertama OG-6 counterstain (-6 menandakan konsentrasi yang digunakan dari asam phosphotungstic; varian lainnya adalah OG-5 dan OG-8). Oranye G digunakan. Ini men-cat keratin. Peran aslinya adalah untuk mewarnai sel-sel kecil dari karsinoma sel skuamosa keratinisasi yang ada di dahak.

EA (Eosin Azure) kedua counterstain, terdiri dari tiga pewarna; angka menunjukkan proporsi pewarna, mis. EA-36, EA-50, EA-65. Eosin Y mewarnai sel-sel skuamosa epitelial superfisial, nukleolus, silia, dan sel darah merah.

Cahaya Hijau SF berwarna kekuningan menandai sitoplasma sel lain, termasuk sel skuamosa non-keratinisasi. Pewarna ini sekarang cukup mahal dan sulit diperoleh, oleh karena itu beberapa pabrikan beralih ke FCF Cepat Hijau; Namun, ini menghasilkan hasil yang berbeda secara visual dan tidak dianggap memuaskan oleh beberapa orang.

Bismarck coklat Y tidak ada noda dan dalam formulasi kontemporer sering diabaikan. Ketika dilakukan dengan benar, spesimen harus menampilkan warna dari seluruh spektrum: merah, oranye, kuning, hijau, biru, dan ungu. Pola kromatin terlihat jelas, sel-sel dari lesi batas lebih mudah ditafsirkan dan fotomikrografnya lebih baik. Hasil pewarnaan pada sel yang sangat transparan, sehingga spesimen yang lebih tebal dengan sel yang tumpang tindih dapat diinterpretasikan.

Pada spesimen yang disiapkan dengan baik, inti sel berwarna biru pekat sampai hitam. Sel dengan kandungan keratin yang tinggi berwarna kuning, glikogen juga berwarna kuning. Sel-sel superfisial berwarna oranye sampai merah muda, dan sel-sel menengah dan parabasal berwarna hijau pirus ke biru. Sel metaplastik sering menodai hijau dan merah jambu sekaligus.

Cat EA mengandung dua bahan kimia yang saling tidak kompatibel, Bismarck brown dan asam fosfotungstat, yang saling mencetuskan, merusak masa manfaat campuran dan mengorbankan pewarnaan diferensial eosin dan hijau muda. Deskripsi komposisi larutan pewarna bervariasi berdasarkan sumber dan berbeda bahkan dalam publikasi Papanicolaou sendiri. Campuran dari nama yang sama dari vendor yang berbeda dapat berbeda dalam komposisi, kadang-kadang menghasilkan hasil yang berbeda atau buruk. menghasilkan proses 90 detik menghasilkan cat polikromatik transparan.

Pengecatan/pewarnaan Sitohistologi

1.   Pengumpulan spesimen dan fiksasi

Dalam pengumpulan dan persiapan untuk pemeriksaan sitologi yang utama adalah :

·         Jumlah Spesimen mewakili sel-sel dari daerah yang bersangkutan

·         Apusan harus berisi sel yang merata sehingga masing-masing dapat diamati

·          Prosedur pewarnaan dapat menghasilkan pulasan yang dapat menjelaskan  keadaan sel.

Spesimen untuk pemeriksaan sitologi didapatkan dari apusan vagina, rahim, mulut dan leher rahim serta ulserasi atau sedimen yang diperoleh lewat proses sentrifugasi atau filtrasi

Apusan ini segera difiksasi menggunakan larutan fiksasi semprot atau dicelupkan dalam eter alkohol. Setelah proses fiksasi tidak ada persyaratan penanganan khusus untuk preparat. Fiksasi secepatnya penting karena dapat terjadi artefak akibat pengeringan udara. Fiksasi bertujuan agar sel-sel tidak mengalami kerusakan.

Kesalahan yang sering terjadi:

·         Sediaan apus telah kering sebelum difiksasi (terlalu lama di luar, tidak segera direndam didalam cairan fiksatif)

·         Cara fiksatif tidak mempergunakan alkohol 96%

·          Penggunaan hairspray yang disemprotkan pada jarak terlalu dekat sehingga sebagian sel-sel akan tersapu dan sel tidak terfiksasi dengan baik.

2.      Prosedur pewarnaan

Kesalahan di laboratorium seperti kesalahan dalam pewarnaan sediaan dan kesalahan skrining serta kesalahan inter-pretasi juga dapat mengakibatkan hasil positif palsu yang tinggi.Suatu laboratorium sitologi yang baik tidak akan memberikan hasil negatif palsu lebih dari 10%, maka dari itu sebaiknya selalu memperhatikan pengawasan kualitas antara lain dengan:

·         Pendidikan untuk meningkatkan kualitas.

·         Pemeriksaan sitologi sekaligus dengan pemeriksaan kolposkopi juga merupakan suatu pengawasan kualitas.

·         Kesalahan lain yang juga dapat terjadi adalah karena kesalahan pasien yang sebelum pemeriksaan sudah mencuci vagina, mengalami keputihan yang hebat

·         Sedang mengalami perdarahan/haid atau menggunakan preparat vagina.

1.      pewarnaan Diff quick

Diff-Quik modifikasi Giemsa campuran Eosin dan Metilen blue

Prinsip : Pencelupan Diff Quick adalah merupakan salah satu teknik pencelupan rapid untuk smear sitologi yang dikeringkan di udara (Air Dried). Teknik pencelupan ini digunakan untuk melihat tahap cellularity dan juga untuk mendiagnosis sampel sel daripada Fine Needle Aspirates (FNA).

Alat dan bahan :

·         Objek glass

·         Deck glass

·         Methanol

·         Eosin

·         Metylen blue

·         Entelan

 

Prosedur :

·         Sediaan difiksasi dengan methanol  1 menit

·         Pewarnaan sitoplasma dengan eosin 1 menit

·         Pewarnaan inti dengan methylene blue 1 menit

·         Setelah ditiriskan dan dikeringkan sediaan ditetesi dengan entelan 1 tetes        kemudian ditutup dengan deck glass

·         Sediaan siap dibaca

2.    pewarnaan papanicoulau

      Prinsip : Spesimen pada kaca slide

      Difiksasi alkohol 96 % (spray/ rendam minimal 30 menit)

      Dipulas Haematoxylin (inti), lalu OG-6, dan EA 50 atau 65

      Fiksasi sediaan :

·         Rendam dengan alkohol absolut/ 96 %,  segera 10- 15 detik segera rendam angkat sediaan minimal 30 menit kirim ke lab

·        Spray dengan alkohol absolut / 96% semprot pada jarak 15-20 cm

Bila sediaan kering :

rehidrasi : rendam aquadest :gliserin (aa) selama 3-5 menit, fiksasi alkohol 96% 30 menit, lalu pulas air mengalir 3-5 menit, fiksasi alkohol 96% lalu pulas.

Alat dan bahan :

·         Objek glass

·         Deck glass

·         Alkohol 96%,70%,50%

·         Haris hematoksilin

·         Eosin alkohol 50%

·         Orange Green ( OG) 6

·         Xylol

·         Entelan

 

Prosedur pewarnaan:

·         Rehidrasi sediaan kedalam alkohol 70%, alkohol 50%, aquades masing-masing 7 celup Pewarnaan inti dengan haris hematoxylin (untuk histopatologi = 45 menit, untuk sitopatologi = 15 menit.) lalu bilas dengan air yang mengalir

·         Dehidrasi dengan air alkohol 50%, alkohol 70%, alkohol 90%  masing-masing 7 celup

·         Mewarnai sitoplasma dengan OG 6 selama 3 menit

·         Dehidrasi dengan alkohol 70% dan 96% 7 celup

·         Mewarnai sitoplasma dengan eosin alkohol selama 3 menit

·         Dehidrasi dengan alkohol 70% dan 96% 7 celup

·         Tiriskan dan keringkan lalu jernihkan dengan larutan xylol 1 menit atau lebih, lalu keringkan di udara

·         Teteskan entelan 1 tetes pada sediaan lalu tutup dengan deck glass jangan sampai ada gelembung.

·       Sediaan siap dibaca

Perbedaan pewarnaan/pulasan sitologi :

Papanicolaou

Diff quik

eritrosit merah

eritrosit biru abu-abu

 

sitoplasma merah

sitoplasma amfofilik, sitoplasma bisa merah muda

 

 Kelebihan dan kekurangan

Papanicolau

Diff quik

fiksasi basah

fiksasi kering

 cepat

Prosedur lama

Prosedur cepat

detail inti jelas

detail sitoplasma dan batas sel jelas

inti sel membesar

baik untuk sel skuamosa (polikromatik)

metakromatik

sel kecil-kecil sesuai/ proporsional

Baik lihat materi miksoid, lendir, sekret, materi jar. ikat