ARTIKEL TENTANG PEMERIKSAAN SITOPATOLOGI DAN HISTOPATOLOGI
NAMA :
HAIKAL FIKRI
NIM
: 18 3145 353 109
KELAS : 2018 C
Sitohistoteknologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
preparasi sel-sel dan jaringan tubuh sampai menjadi sediaan mikroskopis yang
digunakan untuk mendiagnosa adanya kelainan-kelainan dalam tubuh. Diagnosa
histopatologi, sampai saat ini masih merupakan kunci dalam diagnosa sebagian
besar penyakit.
Histologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang struktur jaringan secara detail menggunakan mikroskop
pada sediaan jaringan yang dipotong tipis, salah satu dari cabang-cabang
biologi. Histologi dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis. Histologi amat berguna dalam mempelajari fungsi fisiologi sel-sel dalam
tubuh, baik manusia, hewan, serta tumbuhan, dan dalam bentuk histopatologi ia
berguna dalam penegakan diagnosis penyakit yang melibatkan perubahan fungsi
fisiologi dan deformasi organ. Sebagai contoh, di bidang kedokteran, kehadiran
tumor memerlukan hasil pemeriksaan contoh (sampel) jaringan. Di bidang
pertanian, pemeriksaan kondisi jaringan pengangkut dapat mendukung diagnosis
serangan hawar daun tembakau.
Laboratorium
histopatologi merupakan laboratorium yang menangani spesimen berupa jaringan
sedangkan laboratorium sitopatologi menangani spesimen berupa cairan atau
bentukan lain yang mengandung sel-sel untuk dilakukan diagnosis. Namun
kadangkala kedua laboratorium tersebut dapat berkolaborasi menjadi satu ketika
spesimen berupa materi mengandung sel namun diperlakukan seperti sebuah
jaringan atau organ (cytoblock/sitoblok).
Histopatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang histologi dan
hubungannya dengan penyakit, yang dimana istilah histologi berasal dari bahasa
yunani “histos” artiya jaringan dan “logos” artinya ilmu. Histologi adalah
studi tentang jaringan tubuh dan bagaimana jaringan ini diatur untuk membentuk
organ tubuh dengan melibatkan semua aspek biologi jaringan dengan mempelajari
jaringan penyusun tubuh, kimia jaringan dan sel dipelajari dengan metode
analitik mikroskopik dan kimia. Zat-zat kimia di dalam jaringan dan sel dapat
dikenali dengan reaksi kimia yang menghasilkan senyawa berwarna tak dapat
larut, diamati dengan mikroskop cahaya atau penghamburan elektron oleh
presipitat yang dapat diamati menggunakan mikroskop electron.
Histopatologi : bagian
dari ilmu patologi yang mempelajari penyakit (menemukan dan mendiagnosis suatu
penyakit) dari hasil pemeriksaan jaringan. Pemeriksaan
ini berfungsi untuk melihat perubahan morfologi sel dari jaringan dengan metode
paraffin. Pemeriksaan ini adalah gold standard untuk menentukan kelainan
neoplasma atau non neoplasma serta menentukan terapi selanjutnya. Pemeriksaan
histopatologi berperan penting dalam membantu menegakkan diagnosa penyakit.
Tujuan Pemeriksaan Histopatologi (
Jaringan ), Pemeriksaan sampel jaringan operasi, insisional biopsi dan
eksisional biopsi untuk menentukan diagnosa pasti, tipe histologi, grading,
stadium , sehingga dokter klinis dan dokter bedah dapat menentukan terapi dan
kemungkinan perjalanan penyakit. Pemeriksaan histopatologi dilakukan dengan pengamatan terhadap perubahan
yang ditemukan pada jaringan organ yang diperiksa.
1. Histopatologi
adalah Tentang Biopsi dan Pemeriksaan Jaringan
Histopatologi melibatkan pemeriksaan jaringan sampel
di bawah mikroskop. Sampel bisa berupa potongan-potongan kecil jaringan yang
diperoleh dari bagian tubuh dengan menggunakan teknik yang disebut biopsi atau
sampel yang diambil dari seluruh organ maupun bagian organ yang diambil selama
operasi.
Sebagian besar biopsi yang dilakukan adalah untuk
mengambil sampel kecil dari area tubuh di mana diduga memiliki penyakit.
Prosedur tersebut disebut juga biopsi “insisional” dan biasanya pembedahan atau
perawatan tambahan mungkin direkomendasikan setelah diagnosis dibuat.
Namun, biopsi yang dilakukan bisa juga mencakup
seluruh area yang terkena seperti tahi lalat kulit. Prosedur tersebut disebut
biopsi “eksisi”. Setelah itu, pemeriksaan area kulit yang berdekatan dan tidak
terlibat akan dilakukan untuk membantu memverifikasi bahwa area yang terkena
telah sepenuhnya dihilangkan.
Setelah jaringan yang ingin diperiksa didapatkan,
pada pemeriksaan histopatologi, jaringan tersebut akan melalui beberapa tahapan
pemeriksaan yang lengkap, dimulai dari fiksasi (pengawetan), pemotongan
makroskopis, lalu diproses sampai siap menjadi slide atau preparat yang
kemudian dilakukan pembacaan secara mikroskopis untuk penentuan diagnosis.
Perbedaan utama antara pemeriksaan histopatologi dan
sitologi terdapat pada hasilnya. Pada pemeriksaan histopatologi, struktur
jaringan dapat terlihat dengan jelas, sedangkan pada pemeriksaan sitologi hanya
nampak gambaran sel-sel tubuh secara umum tanpa terlihat struktur jaringannya.
Hasil dari kedua pemeriksaan tersebut, kemudian akan dianalisa oleh Dokter Spesialis
Patologi Anatomi untuk menilai ada tidaknya keganasan, menentukan jenis tumor,
stadium atau grading, apakah sudah terjadi metastasis (menyebar) atau belum,
ataukah hanya infeksi akut atau kronik dan berbagai kelainan lainnya.
2. Spesimen
yang diterima untuk pemeriksaan spesimen Histopatologi,
Yaitu:
a. Biopsi
Jarum
b. Biopsi
Endoskopi
c. Biopsi
Eksisi, dll
spesimen
untuk laboratorium histopatologi, dimana spesimen untuk laboratorium
histopatologi adalah seluruh organ yang diambil dari pasien baik berukuran
kecil maupun berukuran besar.
3. Larutan
fiksatif yang paling umum digunakan untuk histopatologi
Larutan fiksatif yang paling umum digunakan untuk
histopatologiadalah larutan 4% formaldehid yang biasa disebut dengan formalin
10%. Penggunaan larutan ini telah 50 tahun digunakan, hal ini dikarenakan
larutan fiksatif dapat mempertahankan ph netral dan memiliki tekanan osmotik
yang sama dengan cairan ekstraseluler. Untuk memastikan bahwa penggunaan
formalin mencapai pH yang netral maka dilakukan dengan menambah garam sehingga
disebut dengan netral buffered formalin, atau NBF. Larutan NBF melakukan
kerjanya sebagai agen fiksasi bukan dengan koagulasi, tetapi dengan menambahkan
ke sisi-rantai dasar asam amino, terutama lisin, dan ikatan peptida dari atom
amida nitrogen.
Sitopatologi adalah pemeriksaan sel tunggal atau kelompok sel kecil
dari cairan atau jaringan di bawah mikroskop. Sederhananya, prosedur ini
dilakukan dengan mengoleskan cairan sampel atau jaringan dari pengidap pada
slide yang kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat jumlah sel,
jenisnya, dan bagaimana rinciannya. Sitopatologi umumnya digunakan sebagai alat
skrining untuk mencari penyakit dan memutuskan apakah perlu dilakukan tes
lanjutan. Contoh umum dari sitopatologi adalah pap smear, sputum, dan gastric washing.
Pemeriksaan sitopatologi dapat digunakan sebagai skrining untuk mencari
kemungkinan penyakit dan untuk menentukan apakah perlu dilakukan pemeriksaan
lanjutan atau tidak. Contoh lain sitopatologi yaitu pemeriksaan benjolan pada
payudara, melalui tindakan biopsi aspirasi jarum halus. Pemeriksaan ini dikombinasikan dengan radiologi/imaging untuk menilai
apakah ada kecurigaan kanker atau hanya sel jinak.
Sitopatologi paling banyak digunakan sebagai alat skrining untuk
mencari penyakit dan memutuskan apakah perlu dilakukan lebih banyak tes
lanjutan. Contoh umum dari skrining ini adalah pap smear, sputum dan gastric washing. Sederhananya,
cairan sampel atau jaringan dari pasien dioleskan pada slide dan
diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat jumlah sel, jenisnya, dan bagaimana
rinciannya.
Sitologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari sel yang berasal
dari tubuh manusia baik yang terlepas sendiri (exfoliated) dari permukaan
epitel atau yang diambil dari berbagai tempat dengan cara tertentu. Berperan
untuk menentukan perubahan struktur sel dikenal dengan istilah sitologi
diagnostik. Bahan-bahan yang dapat diperiksa Sitologi : Urine, dahak, cairan
lambung, cairan pleura, ascites, cairan sendi, cairan cerebrospinal, mukosa
alat kelamin wanita, aspirasi jaringan tumor. Sitologi membuat diagnosa dengan cara memeriksa sel yang lepas dari
jaringan tubuh. Meliputi pemeriksaan : Pap Smear, Sitologi Cairan
Pentingnya teknik sitologi untuk pemeriksaan sistem respirasi telah
diakui sejak awal. Aplikasi sitologi paru yang paling relevan saat ini adalah
dalam mendiagnosa dan penanganan kanker paru. Sekitar70% kanker paru
didiagnosis pada stadium lanjut dan tidak dapat diobati. Pada artikel ini,
dilaporkan suatu kasus yang secara klinis didiagnosa karsinoma bronkus,
kemudian dilakukan brushing bronkus dan dari hasil pemeriksaan sitologi
didiagnosa suatu LCC.
Macam-macam pewarnaan Sitohistologi:
1. Diff quik
Diff-Quik adalah varian pewarna
Romanowsky komersial, umumnya digunakan dalam pewarnaan sitologi untuk dengan
cepat mewarnai dan membedakan berbagai noda, biasanya apusan darah dan
non-ginekologi, termasuk aspirasi jarum halus. Hal ini didasarkan pada
modifikasi dari pewarnaan Wright Giemsa yang dipelopori oleh Bernard Witlin
pada tahun 1970. Ini memiliki kelebihan dibandingkan teknik pewarnaan Wright
Giemsa yang lebih tua, karena mengurangi proses 4 menit menjadi operasi 15
detik yang disederhanakan, dan memungkinkan untuk peningkatan selektif.
pewarnaan eosinofilik atau basofilik tergantung pada waktu smear yang tersisa
dalam larutan pewarna.
Diff-Quik digunakan pada material yang
dikeringkan sebelum fiksasi alkohol (daripada langsung dicelupkan sebagai
"wet-fixed").Penggunaan utama noda tipe Romanowsky adalah untuk
detail sitoplasma, seperti mucins intracytoplasmic, tetesan lemak dan butiran
neurosekresi. Zat ekstraseluler, seperti lendir bebas, koloid, substansi tanah,
dll, juga mudah diwarnai, dan muncul metakromatik. Agen mikrobiologi, seperti
bakteri dan jamur, juga muncul lebih mudah di Diff-Quik.
Cat Diff-Quik terdiri dari 3 larutan :
ü Reaksi fiksatif
diff-Quik
- Pewarna triarylmethane
- Metanol
ü Larutan Diff-Quik I
(eosinophilic)
- Pewarna Xanthene
- buffer pH
- Sodium azide
ü Diff-Quik larutan II
(basofilik)
- Pewarna tiazin
- buffer pH
Struktur |
Warna |
Eritrosit |
Pink/yellowish red |
Trombosit |
Violet/purple
granules |
Neutrofil |
Blue nucleus, pink
cytoplasm, violet granules |
Eosinofil |
Blue nucleus, blue
cytoplasm, red granules |
Basofil |
Purple/dark blue
nucleus, violet granules |
Monosit |
Violet nucleus,
light blue cytoplasm |
Bakteri |
Blue |
Spermatozoa |
Pale blue in the acrosomal region and dark blue in the post-acrosomal
region |
2. Papanicolaou
Pencelupan Papanicoloau (PAP) ditemukan
oleh seorang saintis bernama Dr. George papanicoloau (1832-1962). Dilahirkan di
Greece, beliau menerima ijazah dari Universiti Athens pada 1904 dan PhD dalam
bidang zoology dari Universiti Munich pada 1910. Dr. George Papanicoloau mula
memerikasa perubahan apusan vagina wanita pada 1923. Beliau menjumpai sel yang
abnormal, besar, nucleus berubah bentuk dan hiperkromatik pada wanita yang
menghidap kanser uterin. Penemuan ini dianggap sebagai satu titik permulaan
untuk perkembangan bidang sitologi.
Pewarnaan sediaan dikerjakan di
laboratorium sitologi. Pewarnaan sediaan sitologi yang dipakai adalah pewarnaan
Papanicolaou. Pewarnaan papanicolaou digunakan untuk pemeriksaan sel dalam
sekret, eksdudat, transudat atau biopsi berbagai jenis organ dalam dan
jaringan. Prosedur pertama yaitu pewarnaan inti dengan Hema-toxylin dan orange
G serta EA sebagai cat lawan yang mewarnai sitoplasma
Prinsip pewarnaan Papanicolaou adalah
melakukan pewarnaan, hidrasi dan dehidrasi sel. Pengambilan sediaan yang baik,
fiksasi dan pewarnaan sediaan yang baik serta pengamatan mikroskopik yang
cermat, merupakan langkah yang harus ditempuh dalam menegakkan diagnosis.
Papanicolaou stain adalah alternatif
untuk sampel aspirasi jarum halus, dikembangkan untuk mencapai kejelasan visual
yang sebanding dalam waktu yang jauh lebih singkat. Proses ini berbeda dalam
rehidrasi smear kering dengan saline, menggunakan 4% formaldehida di fiksatif
etanol 65%, dan penggunaan Richard-Allan Hematoxylin-2 dan Cyto-Stain
Papanicolaou stain (juga Papanicolaou's stain dan Pap stain) adalah teknik
sitologi pewarnaan multikromatik yang dikembangkan oleh George Papanikolaou,
bapak cytopathology.
Pap pewarnaan digunakan untuk membedakan
sel dalam preparat apusan berbagai sekresi tubuh; spesimen dapat berupa apusan
ginekologi (Pap smear), sputum, sikat, pencucian, urin, cairan serebrospinal,
cairan perut, cairan pleura, cairan sinovial, cairan mani, bahan aspirasi jarum
halus, sampel sentuhan tumor, atau bahan lain yang mengandung sel.
Pap pewarnaan adalah teknik yang sangat
andal. Dengan demikian, digunakan untuk skrining kanker serviks di ginekologi.
Seluruh prosedur dikenal sebagai Pap smear.
Bentuk klasik pewarna Pap melibatkan
lima pewarna dalam tiga solusi:hematoksilin, digunakan untuk men-cat inti sel.
Haematein yang tidak sesuai mungkin bertanggung jawab untuk warna kuning yang
diberikan ke glikogen.
Pertama OG-6 counterstain (-6 menandakan
konsentrasi yang digunakan dari asam phosphotungstic; varian lainnya adalah
OG-5 dan OG-8). Oranye G digunakan. Ini men-cat keratin. Peran aslinya adalah
untuk mewarnai sel-sel kecil dari karsinoma sel skuamosa keratinisasi yang ada
di dahak.
EA (Eosin Azure) kedua counterstain,
terdiri dari tiga pewarna; angka menunjukkan proporsi pewarna, mis. EA-36,
EA-50, EA-65. Eosin Y mewarnai sel-sel skuamosa epitelial superfisial,
nukleolus, silia, dan sel darah merah.
Cahaya Hijau SF berwarna kekuningan
menandai sitoplasma sel lain, termasuk sel skuamosa non-keratinisasi. Pewarna
ini sekarang cukup mahal dan sulit diperoleh, oleh karena itu beberapa pabrikan
beralih ke FCF Cepat Hijau; Namun, ini menghasilkan hasil yang berbeda secara
visual dan tidak dianggap memuaskan oleh beberapa orang.
Bismarck coklat Y tidak ada noda dan
dalam formulasi kontemporer sering diabaikan. Ketika dilakukan
dengan benar, spesimen harus menampilkan warna dari seluruh spektrum: merah,
oranye, kuning, hijau, biru, dan ungu. Pola kromatin terlihat jelas, sel-sel
dari lesi batas lebih mudah ditafsirkan dan fotomikrografnya lebih baik. Hasil
pewarnaan pada sel yang sangat transparan, sehingga spesimen yang lebih tebal
dengan sel yang tumpang tindih dapat diinterpretasikan.
Pada spesimen yang disiapkan dengan
baik, inti sel berwarna biru pekat sampai hitam. Sel dengan kandungan keratin
yang tinggi berwarna kuning, glikogen juga berwarna kuning. Sel-sel superfisial
berwarna oranye sampai merah muda, dan sel-sel menengah dan parabasal berwarna
hijau pirus ke biru. Sel metaplastik sering menodai hijau dan merah jambu
sekaligus.
Cat EA mengandung dua bahan kimia yang
saling tidak kompatibel, Bismarck brown dan asam fosfotungstat, yang saling
mencetuskan, merusak masa manfaat campuran dan mengorbankan pewarnaan
diferensial eosin dan hijau muda. Deskripsi komposisi larutan pewarna
bervariasi berdasarkan sumber dan berbeda bahkan dalam publikasi Papanicolaou
sendiri. Campuran dari nama yang sama dari vendor yang berbeda dapat berbeda
dalam komposisi, kadang-kadang menghasilkan hasil yang berbeda atau buruk.
menghasilkan proses 90 detik menghasilkan cat polikromatik transparan.
Pengecatan/pewarnaan
Sitohistologi
1. Pengumpulan spesimen dan fiksasi
Dalam pengumpulan dan persiapan untuk pemeriksaan
sitologi yang utama adalah :
· Jumlah Spesimen mewakili sel-sel dari daerah yang bersangkutan
· Apusan harus berisi sel yang merata sehingga masing-masing dapat diamati
· Prosedur pewarnaan dapat menghasilkan pulasan yang dapat menjelaskan keadaan sel.
Spesimen untuk pemeriksaan sitologi
didapatkan dari apusan vagina, rahim, mulut dan leher rahim serta ulserasi atau
sedimen yang diperoleh lewat proses sentrifugasi atau filtrasi
Apusan ini segera difiksasi menggunakan
larutan fiksasi semprot atau dicelupkan dalam eter alkohol. Setelah proses
fiksasi tidak ada persyaratan penanganan khusus untuk preparat. Fiksasi
secepatnya penting karena dapat terjadi artefak akibat pengeringan udara.
Fiksasi bertujuan agar sel-sel tidak mengalami kerusakan.
Kesalahan yang sering terjadi:
· Sediaan apus telah kering sebelum difiksasi (terlalu lama di luar, tidak
segera direndam didalam cairan fiksatif)
· Cara fiksatif tidak mempergunakan alkohol 96%
· Penggunaan hairspray yang disemprotkan pada jarak terlalu dekat
sehingga sebagian sel-sel akan tersapu dan sel tidak terfiksasi dengan baik.
2. Prosedur pewarnaan
Kesalahan di laboratorium seperti kesalahan dalam
pewarnaan sediaan dan kesalahan skrining serta kesalahan inter-pretasi juga
dapat mengakibatkan hasil positif palsu yang tinggi.Suatu laboratorium sitologi
yang baik tidak akan memberikan hasil negatif palsu lebih dari 10%, maka dari itu
sebaiknya selalu memperhatikan pengawasan kualitas antara lain dengan:
· Pendidikan untuk meningkatkan kualitas.
· Pemeriksaan sitologi sekaligus dengan pemeriksaan kolposkopi juga merupakan
suatu pengawasan kualitas.
· Kesalahan lain yang juga dapat terjadi adalah karena kesalahan pasien yang
sebelum pemeriksaan sudah mencuci vagina, mengalami keputihan yang hebat
· Sedang mengalami perdarahan/haid atau menggunakan preparat vagina.
1. pewarnaan Diff quick
Diff-Quik modifikasi Giemsa campuran Eosin dan Metilen
blue
Prinsip : Pencelupan Diff Quick adalah merupakan salah
satu teknik pencelupan rapid untuk smear sitologi yang dikeringkan di udara
(Air Dried). Teknik pencelupan ini digunakan untuk melihat tahap cellularity
dan juga untuk mendiagnosis sampel sel daripada Fine Needle Aspirates (FNA).
Alat dan bahan :
· Objek glass
· Deck glass
· Methanol
· Eosin
· Metylen blue
· Entelan
Prosedur :
· Sediaan difiksasi dengan
methanol 1 menit
· Pewarnaan sitoplasma
dengan eosin 1 menit
· Pewarnaan inti dengan methylene blue 1 menit
· Setelah ditiriskan dan dikeringkan sediaan ditetesi dengan entelan 1 tetes kemudian ditutup dengan deck glass
· Sediaan siap dibaca
2. pewarnaan papanicoulau
Prinsip : Spesimen pada kaca slide
Difiksasi alkohol 96 % (spray/ rendam
minimal 30 menit)
Dipulas Haematoxylin (inti), lalu OG-6,
dan EA 50 atau 65
Fiksasi sediaan :
· Rendam dengan alkohol absolut/ 96 %, segera 10- 15 detik segera
rendam angkat sediaan minimal 30 menit kirim ke lab
· Spray dengan alkohol absolut / 96% semprot pada jarak 15-20 cm
Bila sediaan kering :
rehidrasi : rendam aquadest :gliserin
(aa) selama 3-5 menit, fiksasi alkohol 96% 30 menit, lalu pulas air mengalir
3-5 menit, fiksasi alkohol 96% lalu pulas.
Alat dan bahan :
· Objek glass
· Deck glass
· Alkohol 96%,70%,50%
· Haris hematoksilin
· Eosin alkohol 50%
· Orange Green ( OG) 6
· Xylol
· Entelan
Prosedur pewarnaan:
· Rehidrasi sediaan kedalam alkohol 70%, alkohol 50%, aquades masing-masing 7
celup Pewarnaan inti dengan haris hematoxylin (untuk histopatologi = 45 menit,
untuk sitopatologi = 15 menit.) lalu bilas dengan air yang mengalir
· Dehidrasi dengan air alkohol 50%, alkohol 70%, alkohol
90% masing-masing 7 celup
· Mewarnai sitoplasma
dengan OG 6 selama 3 menit
· Dehidrasi dengan
alkohol 70% dan 96% 7 celup
· Mewarnai sitoplasma
dengan eosin alkohol selama 3 menit
· Dehidrasi dengan
alkohol 70% dan 96% 7 celup
· Tiriskan dan keringkan
lalu jernihkan dengan larutan xylol 1 menit atau lebih, lalu keringkan di udara
· Teteskan entelan 1
tetes pada sediaan lalu tutup dengan deck glass jangan sampai ada gelembung.
· Sediaan siap dibaca
Perbedaan pewarnaan/pulasan sitologi :
Papanicolaou |
Diff quik |
eritrosit merah |
eritrosit biru abu-abu |
sitoplasma merah |
sitoplasma
amfofilik, sitoplasma
bisa merah muda |
Kelebihan dan
kekurangan
Papanicolau |
Diff quik |
fiksasi basah |
fiksasi kering cepat |
Prosedur lama |
Prosedur cepat |
detail inti jelas |
detail sitoplasma dan batas sel
jelas inti sel membesar |
baik untuk sel skuamosa
(polikromatik) |
metakromatik |
sel kecil-kecil sesuai/
proporsional |
Baik lihat materi miksoid, lendir,
sekret, materi jar. ikat |